Rabu, 29 Juni 2011

Minuman Isotonik

SAAT ini berbagai merek minuman olah raga (sport drink) beredar di pasaran. Minuman olah raga adalah minuman yang diperuntukkan kepada olahragawan untuk merehidrasi cairan tubuh yang hilang selama olah raga. Minuman olah raga mengandung elektrolit dan sedikit karbohidrat (glukosa atau fruktosa) sebagai sumber energi.
Elektrolit utama dalam minuman olah raga adalah Na+, K+ dan Cl-. Kadar elektrolit yang terlarut ini menentukan tekanan osmotik minuman olah raga. Ukuran tekanan osmotik cairan dinyatakan dengan tonisitas.
Berdasarkan tonisitasnya, ada tiga kelompok minuman olah raga, yaitu minuman hipotonik, isotonik, dan hipertonik. Minuman hipotonik memiliki tonisitas yang lebih rendah daripada tonisitas cairan tubuh. Itu juga berarti kandungan elektrolitnya lebih rendah daripada elektrolit cairan tubuh.
Minuman isotonik memiliki tonisitas yang sama dengan tonisitas cairan tubuh, sedangkan minuman hipertonik memiliki tonisitas yang lebih tinggi daripada cairan tubuh. Contoh cairan isotonik adalah cairan infus. Minuman isotonik inilah yang paling banyak beredar di pasaran.
Minuman hipotonik mengandung mineral natrium dan karbohidrat yang lebih rendah daripada kandungan cairan tubuh (<50 mg natrium/100 ml; 2-4 persen glukosa atau fruktosa). Minuman isotonik mengandung natrium dan karbohidrat yang sama dengan kandungan cairan tubuh (46-69 mg natrium/100 ml; 6 persen glukosa atau fruktosa). Sementara itu, minuman hipertonik mengandung natrium dan karbohidrat yang lebih tinggi daripada kandungan cairan tubuh (>70 mg natrium/100 ml; 10 persen glukosa atau fruktosa).
Pada dasarnya, minuman tonik, baik hipotonik, isotonik, maupun hipertonik, lebih cocok diminum oleh orang yang melakukan aktivitas fisik atau olah raga yang mengelurkan banyak cairan tubuh dan membutuhkan banyak energi. Minuman jenis cocok diminum karena dia dengan cepat dapat menggantikan cairan tubuh dan menyuplai energi.
Pada saat olah raga, kita mengalami kehilangan cairan dan elektrolit tubuh melalui pengeluaran keringat (kelenjar keringat terdiri atas 99 persen air dan 1persen elektrolit). Peristiwa ini disebut dehidrasi. Untuk itu tubuh kita membutuhkan cairan yang bisa dengan cepat menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang selama olah raga. Penggantian cairan tubuh yang hilang inilah yang disebut rehidrasi.
Pada saat olah raga kita juga menghabiskan banyak energi. Oleh karena itu, tubuh membutuhkan suplai makanan/minuman dari luar tubuh kita yang depat cepat dapat diubah menjadi energi. Untuk keperluan ini tubuh membutuhkan makanan/minuman yang mudah diserap agar cepat dimetabolisir menjadi energi.
Minuman berelektrolit dapat memenuhi kebutuhan tubuh untuk menggantikan elektrolit dan sebagian energi yang hilang pasca-olah raga. Kehadiran minuman berelektrolit ini dapat mencegah otot keram karena kehabisan elektrolit dan mencegah kelelahan (fatique) karena kehabisan energi.
Akan tetapi, jenis olah raga yang dilakoni menentukan jenis minuman olah raga yang sesuai. Minuman hipotonik cocok untuk olah raga ringan dengan durasi lama, misalnya jogging dan jalan kaki. Minuman ini efektif memasukkan cairan dan sedikit glukosa/fruktosa ke dalam aliran darah.
Minuman isotonik cocok bagi olah raga yang mengeluarkan banyak keringat karena komposisinya yang menyerupai komposisi cairan tubuh. Minuman ini dapat dengan cepat menggantikan cairan tubuh yang hilang. Kandungan glukosa atau fruktosanya yang sedikit lebih tinggi daripada minuman isotonik dapat digunakan untuk sumber energi untuk mengindari kelelahan selama aktivitas olah raga.
Sementara itu, minuman hipertonik cocok diminum oleh olahragawan setelah melakukan olah raga yang membutuhkan energi yang banyak, tetapi tidak terlalu banyak mengeluarkan keringat. Jenis olah raga ini, misalnya, adalah olah raga angkat barbel yang dilakukan di ruangan yang dilengkapi dengan alat pendingin.
Walaupun kurang tepat, minuman hipertonik sering disebut sebagai minuman energi karena kandungan glukosanya yang tinggi. Minuman ini tidak cocok untuk rehidrasi karena karbohidratnya memerpanjang masa pengosongan lambung. Akibatnya adalah penyerapan cairan dari usus diperlambat.
Pertanyaannya sekarang adalah "Apakah orang yang berkativitas fisik biasa, seperti kegiatan rutin sehari-hari, membutuhkan minuman isotonik atau minuman tonik lain? Pada dasarnya orang yang aktivitas fisiknya tidak mengeluarkan banyak cairan tubuh tidak memerlukan minuman isotonik. Itu memboroskan uang. Mereka cukup meminum air untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuhnya. Tiga sampai empat liter air dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan air. Perlu diingat, terlalu banyak air tidak baik untuk ginjal!
Akhirnya, kalau memang minuman isotonik dibutuhkan, itu kurang baik diminum pada saat lambung masih penuh dengan makanan. Minuman ini tidak cocok diminum sebagai penyerta bagi makanan lain karena makanan atau zat gizi di dalam lambung dapat mengubah komposisi minuman isotonik.

Sejarah Bola Basket

Bola Basket diciptakan di Amerika pada tahun 1891 oleh Dr. James A. Naismith. Gagasan yang mendorong untuk menciptakan permainan baru itu disebabkan adanya kenyataan pada waktu itu bahwa keanggotaan dan pengunjung kegiatan olahraga pada perkumpulan YMCA (Young Men’s Christian Associaton) semakin hari semakin bertambavh merosot . Hal ini disebabkan karena para anggotanya menjadi agak bosan dengan latihan-latihan olahraga senam yang kaku. Juga kebutuhan yang dirasakan dalam musim-musim dingin untuk tetap melakukan kegiatan olahraga yang menarik, merupakan desakan yang semakin hari semakin dirasakan Dr. Luther Gulick, pengawas kepala bagian olahraga pada Sekolah Guru Pendidikan Jasmani YMCA dari Springfield. Masachusets menyadari akan gejala-gejalan kegiatan olahraga yang kurang baik itu, dan segera menghubungi Dr. James A Naismith salah seorang rekan Guru di Springfiled dan memberikan tugas padanya untuk menyusun suatu kegiatan olahraga permainan yang baru, yang dapat dimainkan di dalam ruangan tertutup diwaktu sore. Dr. James A. Naismith menyambut tugas situ, dengan mulai menyusun suatu gagasan permainan baru yang bentuknya akan dapat memenuhi syarat-syarat yang dimintakannya. Dalam mengikuti pikirannya yang berkhayal untuk menciptakan permainan yang cocok, dengan syarat-syarat yang telah diberikan, yaitu permainan yang cocok untuk dimainkan dalam ruang tertutup diwaktu sore telah membatasi pikirannya pada hal-hal yang bukan khayal, tetapi melangkah pada suatu pemusatan pikiran yang kongkrit dengan tidak ada unsur-unsur menendang dan menjegal, menarik, dan lagi tidak begitu susah dipelajari.
Kemudian Dr. James A. Naismith mencoba dan menguji gubahan-gubahan dari permainan-permainan softball, baseball, lacrosse, dan sepak bola tetapi satupun tidak cocok dengan syarat dan tuntutannya, sebab disamping sulit untuk dipelajari juga masih terlalu kassar untuk suatu permainan di dalam ruangan tertutup dengan berlampu. Dari penalaman eksperimen yang dilakukan itu, timbullah inspirasi tentang bentuk dan gaya permainan yang diidamkan itu. Bahwa permainan itu jelas harus dimainkan dengan bola yang berbentuk bulat, dengan tidak ada unsur menendang, tidak ada unsur membawa lari dengan bola, tanpa unsur menjegal dan harus menghilangkan gawang sebagai sasaran tambahan, sebab hal yang terakhir ini akan merangsang terhadap unsur-unsur penggunaan kekuatan. Untuk menjinakkan gerakan bola, maka sebagai pengganti lari dengan bola seperti terlihat dalam sepak bola, maka bergeraknya bola hanya dilakukan dengan mengoperkan atau mendribble. Untuk menjinakkan tembakan ke arah sasaran sebagai puncak kegairahan, maka gawangpun dig anti dengan sasaran yang sempit yang terletak di atas para pemain. Sehingga dengan bentuk obyek sasaran yang demikian itu pengutamaan tembakan tidak dengan kekuatan, tetapi justru dengan ketepatannya. Dan oleh karena sasaran gol/gawang terletak diatas, maka jalan bola harus menempuh suatu busur parabola atau balistik.
Selanjutnya Dr. James A. Naismith menerangkan gagasannya dalam bentuk permainan yang meliputi 13 pasal. Dari 13 pasal tersebut, 12 pasal diantaranya menjadi inti peraturan bola basket modern sampai saat ini.
Pada suatu hari Dr. James A. Naismith sambil memegang bola sepak membawa seorang pemainnya masuk dalam ruangan olahraga dengan maksud mencoba permainan yang telah ia pikirkan itu. Setelah dalam ruangan olahraga, ia memikirkan bahwa yang pantas untuk gawang adalah peti kayu saja. Dan ia minta bantuan kepada kepala rumah tangga sekolah. Stebbin namanya, apakah bila menyediakan kebutuhannya itu. Tetapi Stebbin tidak mempunyai kotak kayu dan sebagai penggantinya ditawarkan “Basket” (Keranjang) buah persik yang kosong pada Naismith. Disetujuilah oleh Naismith dan basket itu yang kemudian digantungkan oleh Stebbin di kedua sisi ruangannya pada balkonnya. Naismith menjelaskan peraturan-peraturannya, dan pada pelajar/ pemainnya mencoba dan mengikutinya.
Dari asal keranjang buah “peach basket”, berasal nama Basket ball, yang sekarang terkenal di seluruh dunia.
Mula-mula tiap bola masuk ke dalam keranjang, Stebbin harus pergi ke balkon untuk mengeluarkan bola, sebab bagian bawah keranjang itu tertutup. Akhirnya dipikirkan untuk dibuat lubang pada alas keranjang itu. Demikian sedikit cerita aslinya yang dapat dikutip dari Harold Keith, “Sport and Games”.
Karena Dr. James A. Naismith mengasuh 18 pelajar didalam kelasnya, maka pertama-tama bola basket dimainkan oleh 9 orang masing-masing regu, dengan 3 pemain depan, 3 pemain tengah, dan 3 pemain belakang. Pada tahun 1892 bola basket dimainkan oleh 7 orang masing-masing regu, dan selanjutnya setelah mengalami perubahan-perubahan jumlah, akhirnya ditemukan suatu jumlah yang sampai sekarang berlaku ialah 5 orang untuk masing-masing regu.